Cinta Itu Ah… 
Cinta itu gila 
Ketika aku harus bertingkah gila 
Cinta itu aneh 
Ketika aku harus berbuat aneh 
Cinta itu buta 
Ketika aku harus menjadi buta 
Cinta itu ah cinta 
Ketika aku harus mengatakan … ah cinta. 
*** 
Jika ini memang cinta, aku hanya tahu bagaimana cara 
mengungkapkannya dalam ketelanjangan apa adanya: 
dengan segenap raga, hati, dan jiwaku yang mengulum 
kepasrahan tanpa syarat. 
*** 
Aku tidak bisa marah 
karena bagiku kau adalah anugerah terindah yang 
mendekap barisan hariku penuh bahagia tumpah ruah 
Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja, 
menghapus kesalku jadi tawa merekah 
Dan rinduku riba-tiba dipenuhi keindahan yang 
berlimpah. 
*** 
Melibas gelisah, memamah resah pada gerimis yang basah 
Terlupa semua khayalku akan rekah yang masih 
bersembuanyi pada arakan risau lemah 
Meniti tak pasti di jembatan hatiku, menguras lelah 
yang menjamah. 
 
Dan … . 
Aku masih betah menunggu matamu yang selalu indah 
hingga mata ini takluk rebah dalam buaian mimpi indah 
merekah. 
*** 
Inikah sebuah pertanda? Pertama kali tatapku yang 
bergulir nyata pada beningnya matamu, telah memasung 
bahagiaku tanpa ampun. Tak peduli seberapa lemah getar 
itu menyisir kalam batinku. Aku hanya tahu, ada rindu 
yang kujaga untukmu. 
*** 
 
Puisi Cinta Singkat
 
Diam 
Setiap mengingatmu: 
silam terbagi goda 
kita bertukar diam dalam pelukan. 
*** 
Puisi cinta singkat karangan WS. Rendra. 
Optimisme 
Cinta kita berdua 
Adalah istana dari porselen. 
Angin telah membawa keamaian 
membelitkan kita dalam pelukan. 
Bumi telah memberi kekuatan 
kerna kita telah melangkah 
dengan ketegasan. 
Muraiku, 
hati kita berdua 
adalah pelangi selusin warna. 
Sagan, 1958 
*** 
Sepeda Kekasih 
Lebih baik 
aku makan nanti saja. 
Sekarang 
memperbaiki sepeda rusak kekasihku. 
Sagan, 1958 
*** 
Tobat 
Tuhan, 
aku telah bertobat 
aku telah merasakan apakah neraka itu. 
Sebab kemarin, 
pacarku menangis 
di hadapanku. 
Sagan, 1958 
*** 
Temperamen 
Batu kali 
ditimpa terik matahari. 
Betapa panasnya! 
Ketika malam kembali membenam 
kali play on words tenteram. 
Bulan sejuk 
dan air bernyanyi 
tiada henti. 
Jika kita marah 
pada kekasih 
selamanya tidak bisa lama. 
*** 
Hanya Sebuah Cara 
Ini hanya sebuah cara saja 
Untuk aku tetap bisa mencintaimu 
Menjadi seorang bangsat yang diajarkan membunuh 
Membunuh segala ketidakpastian semata 
Menjadi oecundang yang merelakan terbunuh 
terbunuh oleh ketidakwarasan jiwa. 
*** 
Puisi Cinta Romantis Pendek
 
Mengenalmu adalah anugerag 
Menyakitimu serupa larangan 
Pertemuan menjadi kebahagiaan. 
*** 
Tahukah kamu hal yang withering menyiksa? 
Melihat kekecewaan di wajahmu. 
Melihat matamu yang berkaca. 
Seakan aku rasakan hal yang sama, bahkan lebih. 
Rasanya ingin aku cari seribu cara 
mengembalikan senyummu. 
mengembalikan kebahagiaanmu. 
Tanpa kau sadari 
kamu adalah sumber kenyamanan. 
Membuat aku selalu merasa tenang. 
Membuat jantungku berdetak lebih nyaman. 
Aku ingin sekali mendampingimu. 
Karena itu kebahagiaanku yang nyata. 
*** 
Tidak berucap walau kutahu kamu cinta 
Melihatku saja tidak walau kutahu kamu rindu 
Ya, begitulah kamu. Pembohong. 
yang withering aku cinta. 
*** 
Takut… dia menyerangku! 
Masuk ke dalam jiwaku, merobek dan menusuk 
hingga hatiku tak terbaca lagi 
kalau saja takut adalah wujud rasa 
seharusnya aku bisa mencoba menikmatinya. 
Biarlah ketakutan ini membuatku merasa sakit 
membuatku sadar betapa kecil, lemah, dan rapuhnya aku. 
biarlah pagi ini takut menemaniku. 
*** 
Jika nanti cinta dan rindu tak terdengar 
di telingamu lagi, percayalah doaku akan setia 
memeluk jiwamu hingga malam 
yang menyendiri. 
*** 
Puisi Romantis

 
Puisi Cinta Tanpa Tanda 
Ada jarak yang menjejak
Sampai kutub dalam hati kita.
Betapa predisposition bats nyata dan maya
sampai segala terlepas dari masa bersama
dan sesat di pekuburan masih saja percuma
sampai yang baru terbujur layu tak seirama
lalu catatan lama serupa individualized structure pertama
sampai terlupa ruparupa tanda baca.
Sampai berkesudahan di mana akhir kisah
ada antara yang semestinya bisa diterabas
sampai benar-benar tandas perahu kertas
lalu nama-nama yang tertulis tak lagi dieja
sampai frasa demi frasa serasa serangkai puisi
cinta yang baik dan benar tanpa tanda baca.
***
Aku cemburu
Aku memang pecemburu.
Aku cemburu pada apa saja.
Bahkan pada embusan angin yang menyejukanmu.
Pada hujan
yang bebas menyentuh kulitmu
Pada baju yang selalu menghangatkanmu
Kenapa?
Karena itu bukan aku!
Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu?
Jadi angin?
Percuma, tak bisa kamu lihat.
Jadi air?
Percuma, tak bisa kamu genggam.
Menjadi sosok nyata
Cukup membatasiku untuk mencintaimu
Dan kini aku hanya bisa diam
Ditemani rindu yang murung di relung hati.
Menumpahkannya lewat syair untukmu.
***
Di malam yang diisi sunyi,
ingin aku memelukmu
dengan bermiliar rasa rindu.
Kudekap detak kita beradu.
Menatap matamu yang syahdu
Adalah kesukaanku.
Tapi apa daya, aku hanya mencintaimu
dalam hening, merindukanmu dalam jarak.
Kapan hujan turun?
Mengingatkanmu setetes saja
Pada kenangan yang basah!
Siapa tahu kamu rindu.
***
Cinta!
Satu individualized structure tanpa definisi.
Tidak membawa kejelasan
Walau dampaknya kuat terasa.
***
Tuntutan
Cinta ini menuntut untuk tetap dekat tapi jarak tidak setuju.
Rindu ini menuntut untuk tersampaikan tapi waktu menolaknya.
Kalau begitu aku berdoa saja,
karena Tuhan tidak akan menolak doa, bukan?
***
Kamu itu majas
terlihat rumit dan lain.
Tapi penuh keindahan.
***
Masih kamu
Sel-sel kepalaku tersekat oleh kenangan.
dan setiap puisi ingin terus mengabadikan kamu.
***
Kamu
Kamu sangat populer di kepalaku.
Bahkan saat aku tidur
Kepalaku tetap disibukkan olehmu.
karena kamu selalu singgah dalam mimpiku.
Gawat! Kamu itu seperti sel aktif di otakku
tak pernah berhenti!
***
Syair Bisu
Jangan ragu di kala aku bungkam
Untuk mencintaimu, aku tak mau berucap
Karena kamu adalah syair yang membuatku gugup melulu.
***
Puisi Cinta Islami

 
 
 
Hujan bulan Desember mendesah di tepian beranda 
Keramaiannya mampir mengecap kursi tua 
Memercik air tipis menemani percakapan mimpi 
Kabar bidadari tak kunjung datang memainkan kegembiraan hati. 
Di dalam sehelai surat, harga kecemasan merambat pelan 
Sesungguhnya telah tersimpan rahasia duri menyeringai tajam 
Hitungan waktu tak lagi memudar 
Hingga kelak menuntaskan luka dalam daftar penjang keramahan 
Untuk sekadar membuka pintu 
Bagi rindu membuncah terbungkus namamu. 
*** 
Puisi Untuk Wanita 
Duhai para wanita 
begitu cantiknya jika kau menutup aurat. 
sehingga mata para lelaki jauh dari maksiat. 
Dari pada pake kaus yang bikin sesak atau pake celana ketat. 
Jangan salahkan godaan lelaki berotak bejat. 
Lebih indah dan berpahala jika kau berhijab. 
Memakai baju longgar dan menutup aurat. 
Memakai minyak wangi hanya untuk suami 
Berbusana islami agar dicintai Ilahi 
Di dunia mulia karena takwa, 
di akhirat jadi ratu bidadari surga. 
*** 
Menjadi kekasih 
Adalah rasa pahit 
Sulit kita tawar 
Bila sekadar permainan 
Menelan ketakutan 
karena akhir 
Memainkan hati 
Sebelum ia pergi 
lama sekali. 
*** 
Dikawinkan Rasa 
Aku dikawinkan rasa 
Dijadikannya bahagia 
Dilahirkan anak-anak serupa tawa 
Kaulah sang istriku 
Penjaga bahagiaku 
Sang ibu dari senyum-senyum yang terlahir itu. 
*** 
Daud 
Cinta merupakan 
kejadian ketika 
subuh bertemu 
dengan sahur 
sebelum imsak, 
dalam waktu 
berselang tiap satu hari. 
*** 
 
Puisi Pendek Menyentuh Hati

 
 
Penguji 
Setiap lembaran yang diujikan 
esok play on words seakan menjadi tissue, basah 
oleh tangis dan tetesan air mata 
terima kasih telah menguji sebelumnya 
ujian yang sebenarnya. 
*** 
Aku berada di ujung geliat rindu yang tinggal 
menunggu hari pengejawantahannya… di dekatmu, 
bersamamu. Mungkinkah menjelma nyata? 
*** 
Lebih dari sekadar memenuhi janji, bersamamu 
malam ini adalah anugerah yang tidak terkira. Duduk 
berdua saling menggenggam jemari di tengarai 
gerimis, satu-satu. Bahagiaku telah mematuk nyata, 
sesungguhnya. 
*** 
janji siang itu urung meranut nyata dalam alurnya. 
Lelah telah mengunyah ragaku tanpa daya. 
"Istirahat, ya. Esok kan masih ada." pintamu. 
*** 
 
Mataku terpejam tak mau. ragaku quip enggan 
takluk pada malam yang menjemput dini. Tak sabar 
kumenanti, untuk menatap wajahmu lekat, 
tanpa jarak… siang nanti. 
*** 
Maaf jika aku tak lagi mampu berkata-customized organization untuk 
mengungkapkan setiap rindu yang sedari pertama aku 
tak pernah memungkirinya. Dan kamulah jua muara 
akhirnya… maaf! 
*** 
Bersandar pada kegamangan. Ditepis semuanya 
rindu meminta kefanaan. Menepi diam dalam 
ketidakberdayaan dan pudar..! 
*** 
Sadarku tak pernah nyata. Selalu saja berharap, 
padahal mungkin sia-sia. Biarkan saja. Daripada 
gelisah dan rinduku terkurung diam di singgasananya, 
tak berdaya! 
*** 
Lebih baik diam mencumbu kesendirian, daripada 
sapa dan rinduku tak menjemput nyata di ujung 
penantian. Sejenak saja… diam! 
*** 
Sakit ini makin menyudutkan ke dalam ruang rindu 
yang tak bertepi. Menguras damba di batas sepi yang 
melumat kehampaan. Huuuhh… ! 
*** 
Sapaku tak lagi menjaring risau. cair sudah diammu 
yang terpendar pada arakan galau. Kini, bisa 
kubakukan sapamu lagi dalam riuh bahagia yang 
kemilau. 
*** 
Membilas senja bersamamu. Ditimang getar yang 
diam-diam menjelma tanpa ampun. Kenapa 
hadirmu yang sekejap meninggalkan jejak rindu yang 
memikat.. 
*** 
Jarak kembali menyekat tatap. Setelah sepotong 
kebersamaan membirukan senja, kini tak bisa 
kuendus lagi wangi tubuhnya yang membunuh setiap 
inci sepi. Aku kangen! 
*** 
 
Puisi Cinta Sedih

 
 
Pagi 
Kali ini 
pagi menceritakan 
tentang dingin malam, 
tentang kopi yang begadang, 
dan doa-doa 
sisa air mata. 
*** 
Kukira setelah kamu baca tulisan ini, 
kamu akan paham cerita kita. Memang 
cara yang terbaik seharusnya tidak hanya 
menunggu. Tapi penantian itu telah 
merabunkan mataku pada kemuliaanmu, 
hingga aku terperangkap oleh nafsu. 
Semua tak perlu disesali. Jalan takdir 
kita berbeda. 
Selamat! Kudengar kamu sebentar lagi akan menikah. 
Kukira ia jauh lebih pantas untukmu 
dibandingkan aku. Ternyata aku masih 
terlalu mentah untuk mekar bersamamu, 
aku masih terlalu kanak-kanak 
untuk mengiringi langkahmu. 
Untuk lembar-lembar berikutnya, 
tulislah kisah barumu. 
*** 
Matahari  
Sesak menjejak setumpuk sajak 
Hancur berkeping, di hamparan berserak 
Dipanggang matahari yang sangsi, membakar semak 
Bunga layu dihempas seteru saat beranjak semerbak 
Sisanya diterbangkan angin kemarau, baru saja sebabak. 
Akan lama, tak seperti kisah lalu. Sesuatu yang baru 
Jika saja matahari tak seterik ini, akan aku tunggu 
ketika awan putih menari pada angkasa membiru 
Itulah hatiku yang merindu menunggu di balik pintu 
Untuk sejumput senyuman dan bujuk rayu. 
Aku harap rerintik menghapus derita daun jendela 
Dan embun di dedaunan dihempas panas segala 
Meski sangat pagi kala itu. Di ufuk masih juga jingga 
Kau tahu, tetesan embun itu adalah sisa air mata 
Kutumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita. 
(hari kemarin atau esok sama saja hari ini 
duka dan suka menjadi seirama lagu, matahari di luar, matahari dalam hati 
menyatu dalam kepiluan sukmaku). 
*** 
Pegang erat ruas jemari 
Akan kusimak sajak kota tua 
melodi patah hati menyesakkan setiap rongga dada 
hilang kenyamanan seisi kota di ujung fatamorgana 
Lepas segala cengkram yang mengekang bagimu 
Hanya jiwa yang pasrah pada sebaris serapah 
Jatuh merengkuh tanah, hujan senja tadi 
Ia menyerah kalah, sumarah pada sejarah. 
Jejalan meraung garang, gedung menantang gaung 
Engkau riang di luar ruangan, sedang aku meradang. 
*** 
Ada yang meleleh di ujung kedua 
mataku, begitu goretan-goretan pena itu 
selesai kubaca. Ternyata 
bendungan air mataku tidak 
terlalu kuat sehingga jebol lagi, 
meski baru sedikit. 
 
Puisi Romantis Singkat Padat Jelas

 
 
Maafkan untuk setiap silap individualized organization yang kuucap. 
Maafkan untuk setiap salah sikap yang kuperbuat. 
kini, aku hanya ingin kamu percaya: hatiku masih 
tetap milikmu, satu-satunya. 
*** 
Bahagia mengetuk senyumku ada. 
Saat mataku terbuka, dia kini baik-baik saja. 
Renyah tawanya kudengar indah meretas di antara desah angin yang gerah. 
Di bawah terik matahari, 
kubayangkan dia tengah berdiri mematung, sendiri. 
Menikmati terpaan sinar matahari yang datang menjelang. 
*** 
Merasakan kegelisahanmu yang tengah dilanda sakit, 
tiba-tiba kuingin baikmu, segera. 
Maafkan, aku tidak di sana. 
Semoga kamu baik-baik saja 
*** 
Telah habis individualized organization. 
Yang kutahu, begitu jarak kembali menyekat tatap, 
kangenku langsung membuncah. 
Kunanti esok lusa dengan jengah. 
*** 
Ok, kenapa mesti ada jarak, membuat aku dan dia 
lagi-lagi harus menepikan kebersamaan untuk sejenak. 
Aku ingin dia selalu ada di dekatku setiap kali mataku 
terbanguan dari tidur. 
*** 
Menapak jejak, merunut individualized organization hati untuk segera 
bertemu denganmu. 
kangen ini sederhana tapi pasti… 
Selalu datang dan datang lagi. 
*** 
Merasakan kesendirianmu yang tengah dirundung 
sakit, kuingin baikmu… segera. Kuingin di dekatmu… 
Segera. Kuingin… ! 
*** 
Demimu, aku mau. Demimu, aku mampu 
— jadi 'rumah rujukan' untuk tawa dan tangismu. 
*** 
Kepada: Pemilik senyum polos bidadari. "Bersamamu 
kupilih menghabiskan waktu, malam ini – esok, 
nanti dan seterusnya." 
*** 
Tiba-tiba kamu ketemu lagi. Tanpa rencana, dan tanpa 
paraduga. Kecup manja play on words tumpah 
Menuntaskan kangen yang tertunda. 
*** 
Meski dalam jarak, wangi ikal wayang rambutmu, 
bisa aku cium dari sini. Aromanya tersimpan rapi di 
kepalaku, selalu. 
*** 
Menghirup udara pagi dengan secangkir kopi. 
Ehmmm.. sungguh berbeda. tak ada dia yang biasa 
menggelayut manja… Begitu menggemaskan 
dengan senyum simpulnya. 
*** 
Terbayang manja sikapmu yang mengurai keteduhan 
di setiap alurnya. Membawaku dalam bilur kangen 
yang tak usai-usai. 
*** 
Selalu ada bahagia yang bisa kureguk meski detik ini 
situasi sedang tak begitu berpihak padaku. 
Adaku di dekatmu, menjadikan kesalku tak berarti. 
*** 
Nah, itulah kumpulan puisi cinta singkat dan romantis, Islami yang dirangkum dari berbagai sumber, semoga bisa menjadi sumber inspirasi bagi kamu dalam mengekspresikan suasana hati dan perasaan kepada seseorang yang kamu cintai.
 
 
 
 
 
0 komentar
Posting Komentar