berikut ini adalah kumpulan apresiasi yang indah karangan pembaca untuk ibu tercinta dimana sosok seorang ibu tentunya menjadi sangat penting dalam masa pertubuhan kita sehingga menjadi seperti saat ini. Untuk, mengenang jasa dan kasih sayang ibu melalui puisi, silahkan disimak kumpulan pusi ibu berikut ini.
Kumpulan Puisi Ibu
Kehebatanmu Ibu
Ketika ku tak bisa berjalan
Ketika ku tidak bisa berbicara
Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu
Yang selalu ada disaat kau Sedih,senang,dan susah
ketika kamu mulai membesar
Kau bisa memahami hidup
Betapa sulitnya dulu waktu ibumu melahirkanmu
Keringat bercucuran mulai jatuh
Dan disaat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani Ibu
Dan ayahmu berkata “Yang kuat “
Bayangkan dan bayangkan sekarang kau tumbuh menjadi makhluk normal
Masih banyak seorang ibu yang ingin melahirkan anaknya normal
Tapi ada seorang ibu yang harus mendapat kan ujian anak yang tidak normal
Sebagai manusia sosial kita harus saling bantu dan tolong menolong
Maka,Kita harus berterimakasih ke Ibu karena 9 bulan dia mengandung
Tiada letih yang dirasakannya
Maka sekarang kita harus balas budi kepada ibu
Ibu I you
You are my everything
because you’re forever in my heart mother.
Thanks you allah and Thanks Mother
Selamanya kau selau di hatiku
Puisi Ibu – Tangisan Air mata Bunda
Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
Puisi – Jasa Seorang Ibu
Ibu…
kau membingbingku selama satu tahun
kau begitu baik padakuwaluapun aku sukamarah-marah
Ibu….
kau begitu ceria dan rajin dari pada guru yang lain
ibu…
kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopan
Ibu…
kalau aku membuat salah tolong maafkan aku
karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek
Ibu…
kalau aku lagi sedih kau menghibur aku
kalau aku lagi kesal kau menghiburku
Ibu…
terimakasih atas jasa-jasamu jika aku
masih sempat bertemu dengan ibu
aku sangat ingin memeluk ibu
Untuk Ibuku tercinta
Ku ingin,
Menghirup udara yang kau hirup.
Melangkah,
Di tempatmu melangkah.
Berteduh,
Di tempatmu berteduh.
Dan terlelap di atas pangkuanmu.
Ibu…
Ku hanya ingin selalu bersamamu.
sepanjang waktuku…
Puisi Ibu – TAK TERGANTI
Ketika kupandang lekat pada sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku tahu disana banyak tersimpan air mata untuk kami anakmu
Air mata yang telah kami lakukan
Ibu
Kamu selalu berharap kami anakmu yang kan jadi nomor satu
Namun sering kali kami melawan dan melalaikan perintahmu
Kami selalu membuatmu bersedih
Mulai sekarang aku bertekad untuk menghapusair matamu…
dan menggantinya dengan canda dan tawa
Terima kasih Ibu
Kau takkan pernah tergantikan di dalam hati kami anakmu
Puisi Seorang Anak Untuk Ibu
Aku berangkat sekarang untuk membantai lawan..
Untuk berjuang dalam pertempuran..
Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..
Doakanlah agar aku berhasil..
Sayapku sudah tumbuh, aku ingin terbang..
Merebut kemenangan di mana pun adanya..
Aku akan pergi, Bu, janganlah menangis..
Biar kucari jalanku sendiri..
Aku ingin melihat, menyentuh, dan mendengar..
Meskipun ada bahaya, ada rasa takut..
Aku akan tersenyum dan menghapus air mata..
Biar kuutarakan pikiranku..
Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..
Memahat tempatku, menjahit kainku..
Ingatlah, saat aku melayari sungaiku..
Aku mencintaimu, di sepanjang jalanku.
Puisi Untuk Ibu – Jauh lebih bermakna
Telah berjuta kata coba ku rangkai
ketika inginnya hati menggambarkan
lautan tinta sudah ku habiskan
ketika tangan kotorku ingin tuliskan
Seketika, tubuhku mematung waktu yg seakan berhenti
jiwa yg bergejolak mencampur adukan rasa…
aku tak bisa…
Apa yg sulit dari merangkai kata? begitu sulitkah menulis?
Tidak! Ternyata Bukan itu
Karna Berapa dan seindah apapun kata yg ku rangkai
sebanyak apapun tinta yg ku habiskan
kasihmu jauh melebihi itu
semua tentangmu, jiwa yg suci itu
sebuah pengharga’an yang ingin ku berikan
walau jauh berbanding dengan tulusnya kasihmu itu
apalah arti sebuah rangkaian kaata ini
kasihmu itu jauh lebih bermakna
karna engkau, aku mengertri hidup ini
kau itu bagai mentari
kau yg menyinari siangkuku
dan memberikan sinarmu pada bulan untuk menerangi malamku
aku menyayangimu, …ibu
Ulang Tahun Ibu
Bunda..
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kami butuhkan..
tapi kami, ketika engkau butuhpun kami belum menyadari..
Bunda..
kau buang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi kebiasaan yang sering kami lupakan..
Engkau memberi tanpa kami meminta..
Engkau guyurkan siraman kasih yang tiada tandingannya..
Bunda..
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
setegas kasihmu..
Semampu dan selalu ada untuk kami anakmu..
kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku..
Diatas langit yang tak terbatas..
kau topangkan kasihmu tanpa merasa lelah..
Trimakasih Bunda.. terimakasih telah menjagaku hingga dewasa..
Memberikanku seluruh cinta tanpa putus asa..
dengan cintamu, aku merasakan kekuatan yang sungguh luar biasa..
Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!
Puisi Untuk Ibu – Perjuangan Tanpa Banding
Bermula dari kasih sayang tulus…
Lukis semua rasa yang halus…
kini ku mulai cerita…
Saat merintih menahan dera…
Tiada banding hantamannya…
Bagai terbakar larpa…
Tak perna ia peduli jiwa kan tinggalkan raga…
Tak ada lukisan betapa menakutkan itu…
Layaknya petir bergemuruh…
Samua daya dan harap tumpah…
meruah semua gelisah…
Tiada sedetikpun yang mau…
Mau sejenak beri ruang untuk mengeluh…
Raungnya menyayat kalbu…
Tak terhitung butir-butir peluh…
Tapi badai belum berlalu…
Ia masih dan belum berhenti berperang…
Genggaman tangannya bagai remukkan tulang…
Hanya dia sendiri yang tau…
Jurang yang akan dia lalu…
Kini…
Rintih pergi…
Dan air sebening salju pun mulai berlinang…
Tak kala rengek meraung lantang…
Cemas melayang hilang…
Karena seonggak daging dan gumpalan darah telah datang…
Datang bagai bintang…
Kumandang asma illahi terdengar memenuhi setiap sisi ruang…
Lahir la buah cinta yang beri terang…
0 komentar
Posting Komentar