Ibu, Aku Pasti Datang
Ibu..
Lautan telah ku seberangi
Rantau telah ku perjauh
Aku di sini dan kau di sana
Kita masih berpijak di bumi yang sama
Namun sekarang siangku adalah malammu
Dan malamku, siang bagimu
Ibu..
Bagaimana kabarmu?
Masihkah kau menungguku?
Berharap aku hadir mengisi hari-harimu yang sepi
Menemanimu menonton dan makan gado-gado kesukaanmu
Ibu..
Begitu banyak hal yang kurindukan bersamamu
Begitu banyak kisah yang ingin kuceritakan
Tapi tidak sekarang
Tidak sebelum aku mampu kembali ke tempat itu
Ibu..
Bersabarlah sedikit lagi
Demi aku, demi kita
Aku tau kau lelah
Aku tau kau hampir menyerah
Tapi percayalah ibu, aku pasti datang..
Maafkan Aku, Ibu
Akulah sang pengukir mimpi
Yang ingin pergi dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalan berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu
Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku bahagia memilikimu Ibu
Karena engkau cahaya hidupku
Kaulah kunci dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Hati Yang Tersisa
Di bayang matamu yang sayu
Tersimpan sejuta rahasia
Penuh misteri
Yang masih belum terjawab
Di garis dahimu
Tersirat banyak pertanyaan
Begitu sesaknya
Sehingga engkau harus tertunduk
Kokoh rahangmu
Menopang saratnya beban persoalan
Begitu kerasnya
Hingga engkau oleng dibuatnya
Mencoba bertahan
Menyatukan tulang-tulang renta
Menjalin kulit-kulit keriput
Menjemput asa yang tlah kusut
Berusaha tetap berdiri
Berpegang pada semangat yang tlah berkarat
Berusaha tetap memberi
Walau yang tersisa tinggal HATI
Bunga
Aku memilih mati !
Jika bunga terus menangis
Karena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwaku
Aku memilih mati !
Buratan benang kusam jalannya sangat terbatas
Kala itu ingin aku bunuh sang waktu
Aku memilih mati !
Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayap
Bagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknya
Aku marah !
Jika keasingan merengut senyum bunga
Sangat teriris…
Aku tak memilih mati !
Sinar doa-doanya selimuti malamku
Begitu banyak harapan mimpi bunga padaku
Aku akan berdiam diri
Dengarkan sepoi angin dari dirinya
Menyongsong tajam sorot mata tuanya
Aku tak boleh mati !
Mendahului bunga
Itu pintanya
0 komentar
Posting Komentar